Senin, 23 Agustus 2010

Hamster









Sumber Gambar:
http://www.hamstersblog.com/
http://www.hamstersblog.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Hamster6_-_Colour_Corrected.jpg
http://www.hamster-palace.com/information/types-of-hamster.html
http://kokocek.blogspot.com/2010/06/my-lovely-pet.html

Hamster Wheel

Hamster Time! - Hamster Morph

Dwarf Hamsters

The Hamster Handbook

Hamster

Hamster, si Mungil nan Lucu


Matanya bulat, kecil dan mengilap. Dia memiliki telinga yang pendek di kiri dan kanan atas kepalanya. Dengan bahu kuat dan tubuh elastis, dia mampu menerobos lubang kecil. Dia juga dikenal sebagai penggali lubang yang ahli dan efisien.

Tubuh mungilnya yang diselimuti bulu membuat orang sering menyebut dirinya sebagai tikus. “Hamster adalah hamster, bukan tikus atau marmut,” kata Widjaja Taslim, penggemar hamster di Jakarta.

Widjaja merasa perlu menegaskan hal tersebut karena kebanyakan penggemar satwa menganggap hamster sebagai tikus atau marmut. Padahal, bila dilihat dari ciri fisiknya hamster sama sekali berbeda dengan kedua jenis satwa tersebut. “Coba perhatikan waktu tikus makan. Dia punya daya makan yang rakus, seolah-olah semua makanan harus dihabiskan,” tutur Widjaja menjelaskan.

Hamster tak punya perilaku rakus seperti tikus. Dia hanya makan ransum seperlunya saja. Tak jarang, di tempat pakannya terlihat makanan yang masih bertumpuk. Lagipula, tikus memiliki ekor yang panjang, sedang hamster hanya punya tulang ekor. Lantaran panjang ekor hamster tak sampai setengah panjang tubuh, orang seringkali menyatakan hamster tak punya ekor.

Biasanya para penggemar satwa memelihara hamster yang sudah akrab dengan manusia. Saat ini jenis hamster yang sudah dipelihara manusia tak banyak, hanya empat. Di seluruh dunia, terdapat puluhan jenis hamster yang hidup bebas di alamnya. Hamster liar tersebut biasanya dinamakan berdasar nama negara atau wilayah tempat dia hidup. Misalnya, hamster Eropa, hamster Rumania, hamster Turki, hamster Tibet, hamster Mongol dan lainnya.

Hamster Syria merupakan jenis paling banyak punya nama sebutan lain. Ada yang menyebutnya, golden hamster, teddybear hamster, standard hamster, ada juga yang bilang fancy hamster.

Hamster yang punya nama ilmiah Mesocricetus auratus ini berasal dari padang pasir Timur Tengah. Dia hidup dalam liang-liang dalam bukit-bukit pasir. Jenis ini juga paling umum dipelihara karena dapat dipegang oleh anak kecil dengan mudah. Saat dewasa panjang tubuh antara 17 – 22 cm.

Di negara kita jenis tersebut sering disebut hamster lokal atau hamster biasa. Padahal Indonesia tak punya satwa asli jenis hamster. Maklum, kita menyebut demikian karena hamster Syria adalah jenis yang pertama kali dikenal. Sayang, tak ada catatan resmi mengenai sejarah hamster masuk Indonesia.

Hamster lain yang sering dipelihara adalah hamster mini. Secara fisik, satwa yang satu ini memang berukuran kecil—dibandingkan jenis hamster lainnya. Ada tiga jenis hamster mini yang dikenal dan dipelihara: hamster mini Campbell (Phodopus campbelli), hamster mini winter white (Phodopus sungorus) dan hamster mini Roborovski (Phodopus roborovski). Yang terakhir, panjang tubuhnya maksimal hanya 5 sentimeter.
Selain itu, ada hamster Cina. Satwa pemilik nama ilmiah Cricetulus griseus ini panjang tubuh bisa mencapai 10 cm. Catatan ini hanya untuk hamster jantan. Yang betina, tubuhnya lebih pendek. Waktu masih kecil, warna bulunya tampak lebih keabu-abuan jika kita bandingkan dengan usia dewasa. Kata Widjaja Taslim, jenis ini dikenal sulit dibudidayakan.

Hamster hibrida juga masuk dalam daftar jenis yang dipelihara manusia. Jenis ini dihasilkan dari campur tangan manusia yang melakukan persilangan antarjenis hamster. Di habitat aslinya, persilangan model begini tak pernah ditemukan.
Menurut Widjaja, “kebijakan” mengawinkan dua jenis hamster ini bukanlah hal yang tepat. Pasalnya, kedua jenis tersebut punya kecenderungan untuk terserang penyakit yang berbeda. Hamster hibrida biasanya steril atau mandul. Penyebabnya, kawin antarjenis ini mengahasilkan susunan gen yang berubah pada anak-anak atau keturunannya. Saat ini, hanya ada empat tipe warna hamster hibrida yang diakui: pearl, normal, imperial dan sapphire.

Di Indonesia, demam hamster ditulari lewat sejumlah pet shop papan atas di kota-kota besar. Meski tak ada catatan khusus sejarah masuknya hamster ke negara kita, namun Widjaja menduga satwa unik ini dibawa oleh penggemar satwa. Penggemar tersebut kemudian menjadi pedagang hamster skala kecil. Saat ini, telah muncul penggemar hamster yang menekuni budidaya satwa yang termasuk ordo Rhodentia ini.
(SH/bayu dwi mardana)

Sumber :
http://www.sinarharapan.co.id/feature/hobi/2004/1103/hob1.html